Let's join to be our partner Join Now!

Cerita Horror Episode 3 : Rumah Tua

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Rumah Tua

Cerita Horror Episode 3 : Rumah Tua

Story Edelweiss - Hari itu cuaca begitu mendung, awan kelabu menyelimuti langit dengan cahaya matahari yang berjuang untuk menembusnya. Aku, seorang penulis muda yang selalu tergoda oleh misteri, memutuskan untuk mengunjungi rumah tua yang telah terlupakan di pinggiran kota. Rumor tentang rumah itu mengatakan bahwa ada kisah gelap yang menyelimuti dinding-dindingnya, dan aku merasa bahwa itulah kesempatan sempurna untuk mencari inspirasi untuk novel horor berikutnya.

Dengan pena dan buku catatan di tangan, aku melangkah masuk ke dalam rumah tua tersebut. Suasana di dalam begitu gelap dan mencekam, seolah-olah waktu telah berhenti di tempat ini. Langkahku bergema di koridor yang hening, dihiasi oleh debu dan sarang laba-laba yang menggantung di pojok-pojok ruangan. Semakin dalam aku masuk, semakin kuat perasaan ketidaknyamanan yang menyelimuti diriku.

Ruang tamu adalah pemandangan pertama yang kuhadapi. Perabotan tua yang sudah rapuh dan usang teronggok di berbagai sudut, seolah-olah menyimpan cerita-cerita masa lalu yang ingin diceritakan. Aku memilih sebuah kursi yang masih bisa kududuki, menyiapkan buku catatanku, dan mulai merenung.

Pertanyaan-pertanyaan berputar di benakku. Mengapa rumah ini ditinggalkan begitu saja? Apa yang terjadi dengan penghuninya? Dan apakah benar ada kejadian-kejadian aneh di dalamnya, seperti yang diceritakan oleh penduduk desa sekitar?

Saat matahari semakin tenggelam dan ruangan semakin gelap, aku memutuskan untuk menjelajahi lebih lanjut. Langkahku membawaku ke tangga kayu yang berkerut dan retak, mengarah ke lantai atas. Saat aku melangkah di atas tangga, aku merasakan getaran aneh di bawah kakiku, seolah-olah rumah ini memiliki denyut nadi tersendiri.

Di lantai atas, aku menemukan kamar-kamar yang seolah-olah baru saja ditinggalkan oleh penghuninya. Tempat tidur yang berantakan, lemari yang terbuka, dan lukisan-lukisan tua yang bergantung di dinding. Aku merasa seperti sedang menyaksikan potongan-potongan kehidupan yang terjebak dalam waktu.

Tidak ada yang terlihat aneh pada awalnya. Namun, semakin dalam aku menyelidiki, semakin banyak kejanggalan yang terungkap. Aku menemukan catatan-catatan di sudut-sudut ruangan, diari yang mencatat kegelapan yang merayap perlahan-lahan ke dalam pikiran penghuni terakhir. Namun, tulisan-tulisan itu semakin tidak teratur, huruf-huruf yang tercoreng dan tak terbaca.

Saat itulah aku mendengar suara langkah kaki di luar pintu kamar. Jantungku berdebar kencang, dan aku merasa napas terhenti. Aku bersembunyi di balik pintu, menahan napas, sambil mencoba untuk mendengarkan dengan cermat.

Langkah kaki semakin mendekat, dan aku bisa merasakan dinginnya hembusan angin yang melintasi ruangan. Sesuatu yang tidak terlihat mulai melayang di udara, mengikuti pola yang aneh. Aku menahan keingintahuan untuk keluar dari persembunyian dan menyelidiki lebih lanjut, tetapi rasa takut yang melumpuhkan diriku.

Setelah beberapa saat, suara langkah kaki perlahan menghilang, dan aku akhirnya berani keluar dari persembunyian. Aku merasa seperti ada kehadiran yang tak terlihat di sekitarku, entah itu roh jahat atau sesuatu yang lebih ganjil lagi.

Baca Juga

Malam semakin larut, dan aku merasa semakin terjebak dalam labirin misteri rumah tua ini. Aku memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang sejarah rumah ini, dan berharap itu bisa membawaku pada petunjuk-petunjuk yang akan membuka tabir kegelapan.

Dalam perjalananku mencari jawaban, aku menemukan ruang bawah tanah yang tersembunyi di balik pintu rahasia di bawah tangga. Ruang itu gelap gulita, hanya diterangi oleh sinar obor yang aku bawakan. Di sana, aku menemukan buku harian tua yang menjelaskan kisah kelam keluarga yang pernah tinggal di rumah ini.

Menurut catatan tersebut, keluarga itu awalnya bahagia, tetapi lambat laun mereka mulai mengalami perubahan drastis dalam perilaku. Mereka mengalami mimpi buruk yang sama, melihat bayangan-bayangan aneh, dan merasa terus diawasi oleh entitas tak kasat mata. Catatan tersebut semakin tidak teratur dan tidak masuk akal, seolah-olah pengarangnya kehilangan pegangan dengan realitas.

Tiba-tiba, suasana di ruang bawah tanah itu berubah drastis. Suhu turun dengan cepat, dan aku bisa merasakan kehadiran yang mencekam di sekelilingku. Sinar obor bergetar dan mati, menyisakan aku dalam kegelapan total. Aku merasakan sentuhan dingin di bahunya, seperti sentuhan tangan yang tak terlihat.

Panik merayap ke dalam diriku, dan aku berusaha keras untuk melarikan diri dari ruang bawah tanah tersebut. Aku melarikan diri melewati koridor yang gelap, tangga yang retak, dan akhirnya keluar dari pintu depan rumah tua itu. Aku terengah-engah di halaman, merasa lega bahwa aku telah berhasil keluar dari misteri yang mencekam.

Namun, ketika aku melihat kembali ke rumah itu, aku melihat sesuatu yang mengguncangkan dunia kuatanku. Di jendela lantai atas, terlihat bayangan seorang wanita dengan gaun putih panjang, wajah pucat tanpa ekspresi. Matanya kosong, seolah-olah jiwa-jiwanya telah hilang. Aku terpaku, tak bisa bergerak, dan pandanganku terkunci pada bayangan itu. Seakan-akan ia mencoba untuk berkomunikasi dengan mata yang kosong itu, aku merasakan ketakutan mendalam merasuki diriku.

Namun, bayangan itu tiba-tiba menghilang dengan sekejap mata. Aku terjatuh ke belakang, terhuyung-huyung di atas rumput halaman. Detak jantungku berpacu kencang, dan keringat dingin mengalir di keningku. Aku tahu bahwa aku harus segera menjauh dari rumah itu, sebelum aku benar-benar terperangkap dalam kegelapan yang tak terduga.

Berlari secepat yang aku bisa, aku meninggalkan rumah tua itu jauh di belakangku. Ketika aku akhirnya mencapai jalan desa, aku merasa seolah-olah aku baru saja terbangun dari mimpi buruk yang menakutkan. Aku hampir tidak percaya pada apa yang baru saja aku alami di dalam rumah tua tersebut.

Saat aku memandangi rumah itu dari jarak yang aman, aku memutuskan untuk berbicara dengan penduduk desa. Aku ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah rumah itu, tentang keluarga yang pernah tinggal di sana, dan tentang apa yang mungkin telah terjadi di dalam dinding-dinding gelapnya.

Penduduk desa memberiku pandangan yang penuh perasaan campur aduk. Beberapa mengatakan bahwa mereka telah mendengar kisah-kisah aneh tentang rumah itu selama bertahun-tahun, sementara yang lain hanya mengangguk setuju dengan cerita-cerita yang telah mereka dengar. Tapi ada satu penduduk tua yang tampaknya tahu lebih banyak.

Pak Tua Suryo, seorang penduduk desa yang telah tinggal di sana seumur hidupnya, mengajakku ke tepi sebuah warung kopi yang tenang. Dengan suara serak, dia mulai bercerita tentang keluarga yang pernah tinggal di rumah tua itu. Keluarga itu, katanya, telah jatuh ke dalam dunia ilmu hitam dan sihir gelap.

Menurut Pak Tua Suryo, keluarga itu pertama-tama memiliki niat baik untuk mengembangkan ilmu hitam demi kebaikan. Namun, kekuatan yang mereka coba kuasai malah membelok ke arah kegelapan. Mereka terlibat dalam ritual-ritual gelap yang membuka portal ke dunia lain, mengundang entitas jahat yang menyerang jiwa-jiwa mereka.

Pak Tua Suryo juga mengungkapkan bahwa banyak penduduk desa yang mencoba untuk membantu keluarga itu, namun usaha mereka sia-sia. Kekuatan jahat yang terlibat semakin kuat, dan akhirnya keluarga itu menghilang dengan cara yang misterius. Rumah itu ditinggalkan, dibiarkan untuk menjadi tempat tinggal bagi roh-roh gelap yang terjebak di dalamnya.

Mendengar cerita ini, aku merasa bulu kudukku merinding. Semua petunjuk yang aku temukan di rumah tua itu, semua kejanggalan yang aku alami, semuanya mulai terhubung dalam satu gambaran yang menakutkan. Aku merasa seperti aku telah menyentuh batas antara dunia nyata dan dunia yang tak kasat mata, dan aku tahu bahwa aku harus berbagi kisah ini kepada dunia.

Kembali ke kotaku, aku duduk di depan mesin tikku dengan perasaan campur aduk. Aku menulis kisah horor yang aku alami di rumah tua itu dengan rinci, menggambarkan setiap momen mencekam yang aku alami. Aku ingin agar orang lain tahu tentang bahaya yang mungkin mengintai di balik dinding-dinding rumah tua yang tampaknya biasa itu.

Ketika kisahku diterbitkan, tanggapan dari pembaca sangatlah besar. Banyak yang merasa ngeri dan terkejut dengan apa yang aku alami, dan beberapa bahkan berbagi pengalaman serupa yang mereka alami di tempat-tempat terabaikan. Aku merasa seperti aku telah berhasil membuka pintu pada sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang aku bayangkan.

Hingga hari ini, rumah tua tersebut tetap berdiri di pinggiran kota, menjadi saksi bisu dari kisah kelam yang pernah terjadi di dalamnya. Aku melihatnya sebagai peringatan bahwa dunia ini penuh dengan misteri yang belum terpecahkan, dan bahwa ada hal-hal yang mungkin lebih baik tetap tidak terungkap. Kegelapan di balik dinding-dinding rumah tua itu selalu akan menjadi sebuah misteri yang tak terpecahkan, dan aku hanya bisa berharap bahwa roh-roh yang terperangkap di dalamnya telah menemukan kedamaian yang mereka cari.

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.