Let's join to be our partner Join Now!

Monolog Hati Episode 19 : September Kelabu

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

September Kelabu

September Kelabu

Story Edelweiss - September, bulan yang penuh makna bagi banyak orang. Bagiku, bulan ini adalah awal dari musim gugur yang penuh warna-warni dan sejuk. Bagi yang lain, September adalah pengingat akan berakhirnya musim panas yang menyenangkan dan liburan yang indah. Bagiku, September adalah bulan yang berakhir dengan sebuah pelajaran hidup yang berharga. Sebuah pelajaran tentang mencintai seseorang yang tidak mencintaiku kembali.

Aku masih ingat betapa indahnya awal bulan ini. Udara masih terasa segar setelah panasnya musim panas yang lalu. Daun-daun pohon mulai berubah warna menjadi kuning dan merah, menciptakan pemandangan yang memukau. Semua orang sepertinya lebih bahagia di bulan ini, termasuk aku. Aku merasa semangat untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Namun, semangat itu mulai memudar seiring berjalannya waktu. Ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Aku merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres dalam hubunganku dengan seseorang yang telah lama aku cintai. Kami telah bersama untuk waktu yang cukup lama, dan selama itu pula aku selalu berharap bahwa suatu hari dia akan merasakan hal yang sama untuk aku. Namun, kenyataannya tidak pernah seperti yang aku harapkan.

Aku ingat betul saat itu. Suatu malam di tengah September yang dingin. Kami duduk di tepi danau yang indah, dikelilingi oleh cahaya bulan dan bintang. Aku merasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku berbicara dengan hati-hati, mencoba menyampaikan semua yang aku rasakan. Tapi jawabannya, jawaban yang telah aku duga sejak lama, begitu sulit untuk diterima.

Dia bilang bahwa dia tahu aku selalu ada di sana untuknya, bahwa dia sangat menghargai persahabatan kita, tapi dia tidak bisa memberi aku lebih dari itu. Dia mencintai orang lain, seseorang yang bukan aku. Mendengarnya mengatakan itu, rasanya seperti sebilah pisau yang menusuk hatiku. Aku mencoba tersenyum, berpura-pura bahagia untuknya, tapi sebenarnya, hatiku hancur.

Sejak malam itu, segalanya berubah. Aku mencoba untuk tetap berteman dengannya, berusaha menjalani hubungan yang sama seperti sebelumnya, tapi semuanya terasa berbeda. Aku merasa tersiksa setiap kali melihatnya bersama orang yang dia cintai. Aku merasa seperti aku hanya ada di sini untuk mengisi kekosongan dalam hidupnya, untuk menghiburnya saat dia butuhkan, tapi bukan untuk dicintai.

Aku merasa bodoh, mengapa aku begitu keras kepala, terus mencintai seseorang yang jelas-jelas tidak mencintaiku kembali? Aku tahu, dia tahu bahwa aku selalu menunggu, selalu siap untuknya, tapi dia tidak pernah melihatku sebagai seseorang yang bisa membuatnya bahagia. Dan itulah yang paling menyakitkan.

Saat September berjalan menuju akhirnya, aku merasa semakin terpuruk. Aku tidak ingin terus menderita seperti ini, terus menyia-nyiakan perasaanku pada seseorang yang tidak pantas. Aku mulai memikirkan diriku sendiri, merenungkan apa yang sebenarnya aku butuhkan dalam hidup ini.

Aku menyadari bahwa mencintai seseorang yang tidak mencintaiku kembali adalah keputusan yang tidak bijak. Ini hanya akan membuat aku terus menderita dan tidak akan membawa kebahagiaan yang aku cari. Aku perlu belajar untuk melepaskan, melepaskan perasaanku yang mendalam terhadapnya, dan memulai hidup baru yang lebih baik.

Aku mulai mencari kegiatan dan hobi baru yang bisa membuatku sibuk dan terfokus pada hal-hal positif. Namun, proses ini tidaklah mudah. Ada saat-saat ketika perasaanku kembali muncul, ketika aku merindukan dia dan segala kenangan indah yang pernah kami miliki bersama. Tapi setiap kali itu terjadi, aku akan mengingatkan diriku sendiri bahwa mencintai seseorang yang tidak mencintaiku kembali adalah seperti mencoba mengejar bayangan yang tidak pernah bisa aku gapai.

Aku juga mulai mendalami filosofi hidup yang lebih positif. Aku belajar bahwa aku tidak bisa mengendalikan perasaan orang lain, tetapi aku selalu memiliki kendali atas perasaan dan tindakanku sendiri. Aku tidak boleh menghancurkan diriku sendiri hanya karena seseorang tidak mencintai aku. Aku harus menghargai diriku sendiri dan mencari kebahagiaan yang sesuai dengan yang aku inginkan.

September selesai ditutup dengan berhenti mencintai orang yang tidak mencintaiku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi aku yakin bahwa ini adalah langkah yang benar. Aku merasa lebih kuat dan lebih percaya diri dalam menghadapi masa depan. Aku tidak lagi terjebak dalam perasaan yang tidak sehat dan tidak produktif. Aku telah belajar bahwa mencintai diriku sendiri adalah hal yang paling penting, dan aku tidak boleh mengorbankan itu demi orang lain.

Seiring waktu berjalan, aku mulai merasakan perubahan dalam hidupku. Aku mulai bertemu dengan orang-orang baru yang membuat aku tersenyum dan tertawa. Aku merasa lebih bebas untuk menjadi diriku sendiri tanpa perlu khawatir tentang apa yang dia pikirkan. Dan yang terpenting, aku tidak lagi merasa terjebak dalam perasaan yang menyakitkan.

Aku tahu bahwa perasaan ini tidak akan hilang begitu saja. Mungkin masih akan ada saat-saat di mana aku merasa sedih atau merindukan dia. Tapi yang terpenting, aku telah belajar untuk melepaskan dan menerima kenyataan bahwa dia bukanlah orang yang ditakdirkan untuk bersama aku. Aku tahu bahwa di luar sana, ada seseorang yang akan mencintai aku dengan sepenuh hati, yang akan menghargai aku sebagaimana adanya.

Mencintai seseorang yang tidak mencintai aku kembali adalah pengalaman yang sulit, tetapi itu juga merupakan pengalaman yang bisa mengubah hidupku. Ini adalah pelajaran tentang kekuatan diri, tentang menghargai diriku sendiri, dan tentang mengejar kebahagiaan yang sesuai dengan yang aku inginkan. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, bahwa aku akan terus mencari cinta yang sejati dan memiliki harapan yang lebih cerah untuk masa depan.

Jadi, September berakhir dengan pelajaran berharga ini. Aku merasa berterima kasih atas semua pengalaman yang telah aku alami, meskipun banyak di antaranya menyakitkan. Aku merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi apa pun yang akan datang. Aku tahu bahwa hidup ini terlalu berharga untuk terjebak dalam perasaan yang tidak sehat, dan aku berkomitmen untuk terus berjalan maju menuju kebahagiaan yang sejati. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi aku yakin bahwa setiap langkah yang aku ambil sekarang akan membawa aku lebih dekat kepada cinta yang sejati dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.