Sajak Rindu yang Terbisu
Bagaikan bunga yang menari di pagi buta
Sinar matahari membelai wajahmu yang cemerlang
Namun rindu ini, tak berani bicara
Sekuntum bintang di langit malam
Itulah kau bagiku, berkilauan jauh di sana
Di antara ruang dan waktu yang terpisah
Sajahtera batin, rindu ini terbisu
Rindu adalah angin yang berbisik lembut
Merayapi hati, memeluk erat kerinduan
Kata-kata terlontar, tapi hanya dalam diam
Sebuah sajak yang tak mampu terucapkan
Pada malam gelap, rindu datang tak terundang
Mengisi ruang kosong di antara bintang-bintang
Dalam bisikan hati, terukir wajahmu
Sajahtera rindu yang terbisu, tak terungkapkan
Tak terucapkan, tapi dalam setiap hembusan nafas
Kau ada dalam kata-kata yang tersimpan dalam hati
Rindu yang abadi, takkan pudar oleh waktu
Sajahtera rindu yang terbisu, dalam doa-doa yang terucapkan
di malam ini.
Rindu yang Terlambat
Dalam hening malam yang sunyi,
Rindu datang menyapa, terlalu terlambat,
Bagaikan bintang jatuh di langit senja,
Cahayanya tak mampu lagi kau raba.
Sekuntum mawar merah kini layu,
Di taman kenangan yang dulu bersemi,
Dalam pelukan yang kini hampa,
Rindu tiba, namun kita terlalu jauh.
Kau adalah melodi yang pernah terdengar,
Dalam alunan hati yang kini terlupakan,
Namun seiring berlalunya waktu,
Kau jauh, dan rindu ini terlambat terucap.
Pada sudut mata, senyummu masih bersinar,
Seperti matahari terbenam yang pernah kita saksikan,
Tapi kini, hanya bayangan yang tersisa,
Dalam lukisan hati yang terlambat tercipta.
Oh, betapa indahnya jika waktu bisa berputar,
Kau dan aku bersama dalam dekapan hangat,
Namun rindu ini, hanya bisa meratap,
Di dalam puisi ini yang terlambat terucap.
Rindu yang terlambat, seiring waktu berlalu,
Tak bisa kita tebus kembali,
Namun dalam hati, kenangan itu hidup,
Sebagai cinta yang abadi, tak pernah terlupakan.
Temaram Hati
Dalam temaram hati yang senja merayap,
Rindu mengalir seperti sungai malam,
Awan mendung berdansa di benakku,
Mencipta bayangan tentang senyummu.
Malam ini, hujan mentari tak kunjung padam,
Di lautan gelap kenangan yang tak pernah pudar,
Sinar cinta yang menghangatkan jiwa,
Kini tenggelam dalam kerinduan yang mendalam.
Ketika senja merangkak pergi,
Kulihat bayanganmu dalam cahaya terakhir,
Seperti lukisan indah di atas langit,
Rindu memburamkan warna-warna dalam temaram hati.
Kupandangi langit, rembulan yang berseri,
Mengingatkanku pada wajahmu yang tenang,
Namun, kau jauh, terlalu jauh untuk kugapai,
Di bawah temaram hati yang bermandikan cinta.
Aku mencoba mengejarmu dalam mimpiku,
Menyusuri jalan bintang yang tak berujung,
Namun rindu ini tak pernah selesai,
Seperti temaram hati yang tak kunjung reda.
Dalam bisikan angin malam yang lembut,
Kupanjatkan doa untuk bertemu kembali,
Sambil menatap awan-awan yang berlalu pergi,
Di temaram hati yang tetap rindu padamu.
Malang, 9 September 2023