Let's join to be our partner Join Now!

Puisi Rindu yang Tak Terucap

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Kumpulan Puisi Senja

Sajak Rindu yang Terbisu

 Dalam angan, kita bertemu di peluk

Bagaikan bunga yang menari di pagi buta

Sinar matahari membelai wajahmu yang cemerlang

Namun rindu ini, tak berani bicara

 

Sekuntum bintang di langit malam

Itulah kau bagiku, berkilauan jauh di sana

Di antara ruang dan waktu yang terpisah

Sajahtera batin, rindu ini terbisu

 

Rindu adalah angin yang berbisik lembut

Merayapi hati, memeluk erat kerinduan

Kata-kata terlontar, tapi hanya dalam diam

Sebuah sajak yang tak mampu terucapkan

 

Pada malam gelap, rindu datang tak terundang

Mengisi ruang kosong di antara bintang-bintang

Dalam bisikan hati, terukir wajahmu

Sajahtera rindu yang terbisu, tak terungkapkan

 

Tak terucapkan, tapi dalam setiap hembusan nafas

Kau ada dalam kata-kata yang tersimpan dalam hati

Rindu yang abadi, takkan pudar oleh waktu

Sajahtera rindu yang terbisu, dalam doa-doa yang terucapkan di malam ini.

Rindu yang Terlambat 

Dalam hening malam yang sunyi,

Rindu datang menyapa, terlalu terlambat,

Bagaikan bintang jatuh di langit senja,

Cahayanya tak mampu lagi kau raba.

 

Sekuntum mawar merah kini layu,

Di taman kenangan yang dulu bersemi,

Dalam pelukan yang kini hampa,

Rindu tiba, namun kita terlalu jauh.

 

Kau adalah melodi yang pernah terdengar,

Dalam alunan hati yang kini terlupakan,

Namun seiring berlalunya waktu,

Kau jauh, dan rindu ini terlambat terucap.

 

Pada sudut mata, senyummu masih bersinar,

Seperti matahari terbenam yang pernah kita saksikan,

Tapi kini, hanya bayangan yang tersisa,

Dalam lukisan hati yang terlambat tercipta.

 

Oh, betapa indahnya jika waktu bisa berputar,

Kau dan aku bersama dalam dekapan hangat,

Namun rindu ini, hanya bisa meratap,

Di dalam puisi ini yang terlambat terucap.

 

Rindu yang terlambat, seiring waktu berlalu,

Tak bisa kita tebus kembali,

Namun dalam hati, kenangan itu hidup,

Sebagai cinta yang abadi, tak pernah terlupakan.

Temaram Hati 

Dalam temaram hati yang senja merayap,

Rindu mengalir seperti sungai malam,

Awan mendung berdansa di benakku,

Mencipta bayangan tentang senyummu.

 

Malam ini, hujan mentari tak kunjung padam,

Di lautan gelap kenangan yang tak pernah pudar,

Sinar cinta yang menghangatkan jiwa,

Kini tenggelam dalam kerinduan yang mendalam.

 

Ketika senja merangkak pergi,

Kulihat bayanganmu dalam cahaya terakhir,

Seperti lukisan indah di atas langit,

Rindu memburamkan warna-warna dalam temaram hati.

 

Kupandangi langit, rembulan yang berseri,

Mengingatkanku pada wajahmu yang tenang,

Namun, kau jauh, terlalu jauh untuk kugapai,

Di bawah temaram hati yang bermandikan cinta.

 

Aku mencoba mengejarmu dalam mimpiku,

Menyusuri jalan bintang yang tak berujung,

Namun rindu ini tak pernah selesai,

Seperti temaram hati yang tak kunjung reda.

 

Dalam bisikan angin malam yang lembut,

Kupanjatkan doa untuk bertemu kembali,

Sambil menatap awan-awan yang berlalu pergi,

Di temaram hati yang tetap rindu padamu.


Malang, 9 September 2023

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.