Let's join to be our partner Join Now!

E-Book Kunci Taksonomi Tanah

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian(BBSDLP) berdasarkan tupoksinya untuk melaksanakan survei dan pemetaan tanah pada tingkat tinjau skala 1:250.000 dan skala 1:50.000. Pemetaan skala 1:250.000 sudah diselesaikan untuk seluruh Indonesia pada tahun 2014. Produk turunan peta tersebut berupa peta kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas dan arahan penggunaan lahan pada tingkat nasional dan regional. Selanjutnya pemetaan semi detail skala 1:50.000 berbasis kabupaten/kota telah selesai sekitar 65% dari seluruh daratan Indonesia dan direncanakan akan diselesaikan pada tahun 2016. Pemetaan tersebut menggunakan klasifikasi tanah untuk memberikan informasi berbagai jenis tanah dan sifatsifatnya pada kawasan yang dipetakan. Peta ini dapat menghasilkan peta turunan, antara lain peta kesesuaian lahan skala 1:50.000 yang dapat digunakan pada tingkat operasional di kabupaten/kota untuk menentukan arahan komoditas dan teknologi pertanian yang sesuai untuk peningkatan produktivitas.

Inventarisasi potensi sumberdaya tanah yang diwujudkan sebagai kegiatan survei dan pemetaan tanah, merupakan kegiatan terpadu yang mencakup karakterisasi sifat-sifat tanah (baik di lapang maupun di laboratorium), delineasi penyebaran jenis-jenis tanah mengikuti posisi geomorfiknya di lapang, dan evaluasi potensinya secara rasional untuk berbagai tujuan penggunaan. Dalam inventarisasi sumberdaya tanah, sistem klasifikasi tanah merupakan sarana utama dalam karakterisasi dan memilah-milah berbagai jenis tanah, juga penting untuk komunikasi dan korelasi di tingkat nasional dan internasional.

Sistem klasifikasi tanah yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi sumberdaya tanah di Indonesia, telah mengalami beberapa tahap peningkatan, sesuai dengan kemajuan IPTEK dalam Ilmu Tanah. Dalam tahap awal (1955-1980) digunakan sistem klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo (DS), kemudian Satuan Tanah Peta Tanah Dunia FAO-Unesco (1972-1985), dan selanjutnya Taksonomi Tanah (1975-sekarang). Untuk keperluan penggunaan di lapang, supaya lebih praktis, sistem klasifikasi Taksonomi Tanah telah disarikan dalam bentuk buku Kunci Taksonomi Tanah (Keys to Soil Taxonomy).

Peralihan penggunaan sistem klasifikasi dari sistem DS, ke sistem satuan tanah FAO-Unesco, dan akhirnya ke sistem Taksonomi Tanah, telah melalui diskusi yang panjang diantara pakar-pakar tanah di Indonesia. Namun mengingat bahwa sistem ini bersifat komprehensif, berdasarkan perkembangan IPTEK Ilmu Tanah yang mutakhir, dan telah disempurnakan oleh para pakar tanah dan masyarakat internasional melalui berbagai Komite Internasional, maka pada waktu itu Pusat Penelitian Tanah (sekarang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian) dalam Rapat Tahunan di bulan Desember tahun 1981 telah memutuskan penggunaan Taksonomi Tanah sebagai sistem klasifikasi tanah utama, sedangkan sistem DS dan Satuan Tanah FAO-Unesco sebagai sistem klasifikasi tanah pendamping. Selanjutnya pada Pertemuan Teknis Pembakuan Sistem Klasifikasi dan Metoda Survei Tanah di Cibinong Bogor dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) di Medan pada tahun 1988, para pakar tanah nasional telah sepakat menggunakan sistem klasifikasi “USDA Soil Taxonomy” sebagai system yang digunakan secara nasional.

Download bukunya melalui icon dibawah ini

Melalui kerjasama internasional yang menangani berbagai masalah khusus klasifikasi, termasuk klasifikasi tanah-tanah tropika, sistem klasifikasi Taksonomi Tanah telah disempurnakan dan telah dipublikasikan melalui Kunci Taksonomi Tanah dimulai tahun 1983 (edisi ke-1), 1985, 1987, 1990 (edisi ke-4), 1992, 1994, 1996, dan 1998 (edisi ke-8), serta tahun 2000-2014 (edisi ke- 9 sampai ke-12). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah berhasil mengalih-bahasakan Keys to Soil Taxonomy edisi ke-empat (1990) dalam tahun 1992 sebagai Kunci Taksonomi Tanah edisi pertama versi bahasa Indonesia. Tahun 1999, melalui kerja keras staf Kelompok Peneliti Pedologi, mengalih-bahasakan Keys to Soil Taxonomy edisi ke-8 (1998) dan diterbitkan sebagai Kunci Taksonomi Tanah edisi ke-2 versi bahasa Indonesia. Banyak perubahan dan penambahan taksa baru terjadi sejak edisi ke-8 (1988) sampai edisi ke-12 tahun 2014, sehingga para peneliti di Kelompok Peneliti Pemetaan dan Evaluasi Sumberdaya Lahan dan Pengembangan Wilayah, BBSDLP terpacu untuk mengalih bahasakan kembali Keys to Soil Taxonomy edisi terbaru (edisi ke-12) ke dalam versi bahasa Indonesia edisi ke-3 agar tetap mengikuti perkembangan dan pemutakhiran klasifikasi tanah yang digunakan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia.

Kami menyambut baik usaha yang positif dan konstruktif dalam pengembangan IPTEK sumberdaya tanah, khususnya di bidang klasifikasi tanah, untuk para peneliti, pengajar, mahasiswa, peminat, dan para pengguna data dan informasi sumberdaya tanah. “Tiada gading yang tidak retak”, kamipun menyadari masih ada kekurangan-kekurangan dalam mewujudkan alih-bahasa buku tersebut. Untuk itu, saran, kritik dan sumbangan pikiran yang membangun demi perbaikan buku ini, tetap selalu diharapkan. Mudah-mudahan penerbitan Kunci Taksonomi Tanah edisi ke-12 dalam versi bahasa Indonesia edisi ke-3 ini, bermanfaat untuk para pengguna data dan informasi di bidang sumberdaya tanah.

 

Bogor, Oktober 2015

Kepala Balai Besar,

 

Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Ag

 

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.