Segala puji bagi Allah Swt., Dzat yang telah men- ciptakan wanita dengan segala keistimewaannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., seorang rasul yang telah mengangkat harkat dan martabat wanita dari tradisi biadab menuju budaya beradab di bawah panji Islam, agama rahmatan lil ’alamiin.
Setiap wanita mempunyai definisi sukses yang berbedabeda. Jika kita bertanya kepada wanita yang belum menikah tentang arti sukses, jawabannya pasti bisa cepatmenemukan suami sebagai pendamping hidup. Dan jika kesuksesan ditanyakan kepada wanita yang belum punya anak, jawabannya pasti ingin cepat punya momongan. Lain lagi jawaban wanita yang belum bekerja, jika ditanya apa makna sukses, pasti ingin segera mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji yang besar.
Sukses memang tidak dapat diukur dengan pandangan pribadi-pribadi. Sebaliknya, sukses hanya dapat diukur dengan kondisi dan kebutuhan tiap pribadi yang hendak diraih. Sukses menurut saya, belum tentu dianggap sukses menurut Anda. Demikian juga sukses yang Anda dapatkan, belum tentu sama dengan apa yang saya impikan. Namun, mayoritas orang menjadikan ukuran kesuksesan hanya berpatokan pada materi, suatu jabatan tertentu, penghargaan, atau kepopuleran. Jika demikian adanya,
tidak aneh banyak orang mencari kesuksesan dengan cara dan jalan yang tidak syar’i, sehingga segala cara bisa dihalalkan tanpa peduli merugikan orang lain atau tidak. Lalu bagaimana kesuksesan dalam pandangan Islam? Jawabannya adalah mencari cara dan jalan yang syar’i menuju sukses yang sebenarnya, yakni kesuksesan di dunia dan akhirat. Banyak cara dan jalan yang diajarkan
Islam agar umat Muslim meraih sukses dalam profesi apa pun. Bahkan, Islam menganjurkan untuk saling berlomba dalam meraih sukses, baik sukses dalam mencari rezeki maupun sukses dalam beramal. Dalam pandangan Islam, meraih sukses harus diliputi dengan hal-hal yang kiranya patut dibenarkan secara syar’i. Untuk meraih sukses setidaknya harus dilandasi lima pilar utama.
Ikhtiar. Dalam agama apa pun ikhtiar atau usaha hukumnya wajib, sehingga meraih sukses mestilah dengan ikhtiar semaksimal mungkin.
Niat yang ikhlas. Dengan keikhlasan seseorang akan terhindar dari keputusasaan dan stres.
Doa. Setelah usaha, agar tidak terjebak pada kesombongan, harus diikuti dengan doa. Berdoa merupakan salah satu kewajiban kita yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Sebab orang yang tidak pernah berdoa dan hanya mengandalkan usaha saja adalah manusia yang sombong.
Tawakal. Bertawakal artinya menyerahkan secara utuh kepada Allah. Sebab segala sesuatu hanya ditentukan oleh Allah. Niat, ikhtiar, dan doa hanya sebagai bagian dari kewajiban kita dalam menjalani dan meraih sesuatu, dan hanya Allah yang menentukan berhasil tidaknya segala yang kita usahakan itu.
Sabar dan syukur. Pilar terakhir untuk meraih sukses adalah dengan sabar dan syukur, sebab inilah ukuran orang beriman. Yakni, jika mendapat musibah (masalah/cobaan) ia bersabar, dan jika mendapat anugerah (nikmat) ia bersyukur. Dengan demikian, salah satu cara yang tidak boleh dilupakan seseorang dalam meraih kesuksesan, baik dalam karier, studi, cinta, bisnis, maupun keluarga, adalah doa. Kenapa harus doa? Sebab, doa merupakan kekuatan ter
besar yang tersedia bagi setiap orang dalam memecahkan berbagai masalahnya. Doa bisa meningkatkan ’efektivitas diri’. Doa adalah energi dahsyat, yang bisa mengisi ulang energi kita yang telah menyusut habis karena berbagai
peristiwa yang memunculkan emosi negatif dalam diri kita. Kekuatan doa juga bisa membantu kita menormalkan kehidupan, mengurangi kelemahan atau kemunduran, menyehatkan fisik, dan membentuk sikap kita menjadi lebih baik. Intinya, doa merupakan kekuatan dahsyat yang bisa membantu seseorang meraih sukses. Bertolak dari kekuatan doa itulah, penulis berani menyusun buku ”Doa-Doa Khusus Wanita”. Kenapa harus doa wanita? Sejauh pengamatan penulis, buku yang membahas secara khusus tentang doa-doa wanita masih sangat terbatas. Kalaupun ada, itu masih belum lengkap. Padahal, jumlah wanita di negeri ini dan di seluruh belahan dunia jauh lebih banyak bila dibandingkan kaum pria. Buku ini diharapkan mampu menjadi panduan bagi kaum wanita ketika akan berdoa di mana saja dan kapan saja. Baik dalam kehidupan berumah tangga, seperti saat menghadapi kehamilan, melahirkan, menyusui, mendidik anak, dan lain-lain, maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas lagi.
Akhirnya, semoga kehadiran buku ini membawa manfaat bagi pembaca, khususnya kaum wanita. Semoga keberadaannya termasuk amal jariah yang pahalanya terus mengalir kepada penulis. Amin.