Let's join to be our partner Join Now!

Sistem Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature)

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Sistem Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature)
Image by macrovector on Freepik

Biologi - Sistem tata nama ganda, yang dikenal dengan istilah binomial nomenclature, memiliki peran penting dalam menstandardisasi penggunaan nama ilmiah untuk makhluk hidup. Sebelum diperkenalkannya sistem ini, makhluk hidup sering kali diberi nama sesuai dengan bahasa daerah tempat mereka ditemukan. Contohnya, buah mangga dapat disebut dengan berbagai nama seperti poah, pauh, atau pelem tergantung pada daerahnya. Hal serupa terjadi dengan pisang yang disebut gedang di Jawa Tengah, namun di daerah Sunda, istilah gedang merujuk kepada pepaya. Perbedaan nama ini sering kali menyebabkan kebingungan dan ketidakjelasan dalam komunikasi mengenai makhluk hidup, terutama ketika informasi tersebut perlu disampaikan secara luas ke daerah atau negara lain.

Baca Juga : Menguak Kekayaan Keanekaragaman Hayati melalui Sistem Klasifikasi Tiga Domain

Carolus Linnaeus, seorang sarjana kedokteran dan ahli botani asal Swedia, berperan besar dalam merumuskan sistem klasifikasi makhluk hidup yang lebih terstandardisasi. Melalui karyanya, ia memperkenalkan sistem tata nama ganda yang menjadi dasar dalam penamaan ilmiah hingga saat ini. Dalam sistem ini, setiap makhluk hidup diberi nama yang terdiri dari dua bagian, yaitu genus dan spesies. Contohnya, manusia diberi nama ilmiah Homo sapiens, di mana "Homo" merupakan genus dan "sapiens" adalah spesiesnya. Penggunaan sistem ini membantu meminimalkan kebingungan dalam penggunaan nama makhluk hidup, karena setiap spesies memiliki nama yang universal yang dapat dipahami oleh ilmuwan di berbagai belahan dunia.

Salah satu keuntungan utama dari penggunaan sistem tata nama ganda adalah bahwa informasi mengenai makhluk hidup dapat disampaikan dengan lebih jelas dan tepat. Dengan adanya keseragaman dalam penamaan, ilmuwan dapat dengan mudah memahami dan merujuk pada spesies yang sama tanpa perlu mempertimbangkan variasi nama lokal yang mungkin ada. Hal ini memungkinkan penelitian dan pertukaran informasi tentang keanekaragaman hayati menjadi lebih efisien dan efektif. Selain itu, sistem ini juga memfasilitasi kolaborasi ilmiah lintas negara dan lintas budaya, karena nama ilmiah yang digunakan dapat diakses dan dipahami oleh peneliti dari berbagai latar belakang.

Baca Juga : Memahami Takson Dalam Sistem Klasifikasi

Aturan Penulisan Tatanama Ganda (Binomial Nomenclature)

Aturan Penulisan Nama Nama Species (Jenis)

Aturan Penulisan Tatanama Ganda, yang dikenal juga sebagai Binomial Nomenclature, memiliki langkah-langkah yang terperinci untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam penamaan ilmiah spesies.

  1. Komposisi Nama Species: Setiap nama species terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin.
  2. Penunjuk Genus dan Spesies: Kata pertama dalam nama menunjukkan genus, sementara kata kedua merupakan penunjuk spesies.
  3. Penulisan Huruf: Huruf pertama pada kata genus selalu ditulis dengan huruf kapital, sedangkan untuk penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.
  4. Format Penulisan: Jika ditulis dengan huruf cetak tegak, antar-kata harus digarisbawahi terpisah, sedangkan dalam huruf miring, tidak memerlukan garis bawah. Sebagai contoh, nama tumbuhan Oryza sativa dapat ditulis Oryza sativa (padi), atau Zea mays dapat ditulis Zea mays (jagung).
  5. Penulisan Nama Tumbuhan dengan Lebih dari Dua Kata: Jika nama spesies tumbuhan terdiri dari lebih dari dua kata, kata-kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Contoh, Hibiscus rosasinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis. Namun, untuk jenis hewan dengan tiga suku kata, seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak), tidak menggunakan tanda penghubung.
  6. Penamaan untuk Menghormati Penemu: Apabila nama spesies diberikan untuk mengenang jasa penemu, nama penemu dapat dicantumkan dengan menambahkan huruf (i) di belakang nama penemu pada kata kedua. Contohnya, tanaman pinus yang ditemukan oleh Merkus menjadi Pinus merkusii.

Dengan mengikuti aturan-aturan ini, penggunaan tatanama ganda menjadi lebih sistematis dan memudahkan para ilmuwan dalam memahami, merujuk, dan berkomunikasi mengenai berbagai spesies dalam berbagai konteks ilmiah.

Baca Juga : Memahami Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Filogenik

Aturan Penulisan Nama Genus (Marga)

Aturan Penulisan Tatanama Ganda, atau yang lebih dikenal sebagai Binomial Nomenclature, memberikan pedoman yang jelas tentang cara menulis nama genus untuk tumbuhan dan hewan. Dalam menentukan nama genus, langkah pertama adalah memilih satu kata tunggal yang mencerminkan karakteristik organisme tersebut. Kata ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk nama hewan atau tumbuhan itu sendiri, zat kimia yang dikandungnya, atau karakteristik unik lainnya. Misalnya, genus Solanum, yang merujuk kepada keluarga tanaman seperti terung dan terongan, serta Canis yang mengacu pada kelompok hewan seperti anjing. Huruf pertama dari nama genus selalu ditulis dengan huruf besar sebagai aturan standar penulisan.

Nama genus yang dipilih haruslah mencerminkan ciri-ciri umum yang dimiliki oleh kelompok organisme yang diklasifikasikan di bawahnya. Proses penamaan ini memberikan dasar yang sistematis untuk mengidentifikasi dan merujuk kepada kelompok organisme yang serupa secara filogenetik atau berdasarkan ciri-ciri morfologis yang serupa. Dengan menggunakan nama genus yang tepat dan sesuai, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hubungan evolusioner antara berbagai spesies dalam suatu kelompok, serta mempermudah dalam pertukaran informasi dan kolaborasi dalam penelitian dan studi ilmiah.

Pemilihan kata tunggal sebagai nama genus juga memungkinkan untuk terciptanya keseragaman dalam penamaan ilmiah. Dengan demikian, ketika ilmuwan merujuk kepada suatu organisme menggunakan nama genus, tidak akan terjadi kebingungan atau perbedaan interpretasi yang disebabkan oleh variasi nama yang berbeda-beda. Keseragaman ini sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi ilmiah yang efektif dan akurat, terutama dalam konteks penelitian dan pembelajaran di bidang biologi dan taksonomi.

Baca Juga : Klasifikasi Makhluk Hidup Menurut Sistem Buatan Carolus Linnaeus

Aturan Penulisan Nama Familia (suku)

Aturan penulisan tatanama ganda, yang juga dikenal sebagai Binomial Nomenclature, tidak hanya mencakup penulisan nama genus dan spesies, tetapi juga menetapkan pedoman untuk penulisan nama familia atau suku dari organisme yang diklasifikasikan. Dalam menentukan nama familia, terdapat aturan khusus yang harus diikuti, baik untuk organisme tumbuhan maupun hewan.

Nama familia organisme tumbuhan diambil dari nama genusnya, dengan menambahkan akhiran "-aceae". Sementara itu, untuk organisme hewan, nama familia juga diambil dari nama genusnya, tetapi dengan akhiran "-idae". Misalnya, untuk kelompok tanaman seperti terung dan terongan, nama familia yang digunakan adalah Solanaceae, sedangkan untuk kelompok hewan seperti anjing, nama familia yang digunakan adalah Canidae.

Penentuan nama familia ini penting karena membantu dalam mengelompokkan organisme ke dalam kategori yang lebih luas dan menunjukkan hubungan filogenetik mereka dengan kelompok organisme lainnya. Familia sering kali mencakup berbagai genus yang memiliki kesamaan dalam beberapa karakteristik tertentu, seperti struktur morfologi, siklus hidup, atau hubungan evolusioner. Dengan menggunakan nama familia yang sesuai, para ilmuwan dapat menggambarkan koneksi evolusioner yang lebih besar antara berbagai kelompok organisme.

Baca Juga : Mengenal Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Sistem Alami

Aturan Penulisan Nama Ordo (Bangsa)

Aturan Penulisan Tatanama Ganda, memberikan panduan tentang bagaimana menetapkan nama ordo, yaitu tingkatan klasifikasi yang lebih tinggi dari familia dalam taksonomi organisme. Dalam menentukan nama ordo, ada aturan khusus yang harus diikuti untuk menciptakan keseragaman dalam penamaan ilmiah.

Nama ordo berasal dari nama genus yang merupakan representasi karakteristik utama dari kelompok organisme yang diklasifikasikan di bawahnya. Aturan penulisan ini melibatkan penambahan akhiran "-ales" setelah nama genus. Sebagai contoh, ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber, sehingga penamaan ordo ini menggabungkan nama genus tersebut dengan akhiran "-ales".

Pemilihan nama ordo yang tepat penting untuk mempermudah pengelompokkan dan identifikasi organisme dalam taksonomi yang lebih luas. Ordo mencakup berbagai familia yang memiliki kesamaan dalam beberapa karakteristik morfologis, anatomi, atau aspek biologis lainnya. Dengan menggunakan nama ordo yang sesuai, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hubungan evolusioner antara berbagai kelompok organisme dan menggambarkan keragaman hayati secara lebih komprehensif.

Baca Juga : Mengenal Macam-Macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup 

Aturan Penulisan Nama Classis (Kelas)

Aturan Penulisan Tatanama Ganda mempunyai panduan tersendiri tentang bagaimana cara menetapkan nama kelas atau classis untuk kelompok organisme. Dalam menentukan nama kelas, terdapat beberapa aturan yang harus diikuti untuk memastikan konsistensi dalam penamaan ilmiah.

Nama kelas organisme biasanya diambil dari nama genus yang menjadi ciri khas utama dari kelompok tersebut. Aturan ini mengharuskan penambahan akhiran "-nae" setelah nama genus. Sebagai contoh, jika nama genusnya adalah Equisetum, maka nama kelasnya menjadi Equisetinae. Ini menunjukkan bahwa organisme dalam kelas ini memiliki kesamaan dalam karakteristik morfologi atau fitur lainnya dengan genus Equisetum.

Namun, ada juga kasus di mana nama kelas tidak hanya diambil dari nama genus, tetapi juga bisa didasarkan pada ciri khas atau sifat utama dari organisme tersebut. Misalnya, kelas Chlorophyta merujuk kepada ganggang hijau, yang memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis menggunakan klorofil. Begitu juga dengan kelas Mycotina, yang merujuk kepada kelompok jamur.

Baca Juga : Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup

Pemilihan nama kelas ini bertujuan untuk memudahkan pengelompokkan organisme berdasarkan karakteristik yang relevan dan signifikan. Dengan menggunakan nama kelas yang tepat, ilmuwan dapat mengidentifikasi hubungan evolusioner antara berbagai kelompok organisme dan memahami keragaman hayati secara lebih mendalam.

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.