Let's join to be our partner Join Now!

Cerita Horror : Aku Belum Mati - Part 2

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Cerita Horor

Cerita Horror : Aku Belum Mati - Part 2

Aku Belum Mati
Part 2

Aku hanya mendengarkan cerita Ayah, dengan perasaan takut.

Namun akhinya terlontar juga pertanyaan yang keluar dari mulutku.

" Kenapa Ayah, harus jualan malam. Kenapa enggak siang aja, Yah.?"

" Kalo siang kan udah terlalu banyak yang juala bakso. Apalagi sekarang, sudah banyak juga tuh yang sudah berkembang sampai bikin kios sendiri. Dan hebatnya. Mereka bikin nama bakso nya dengan nama yang bikin serem tapi penasaran.Seperti nama bakso Setan. Bakso Tuyul. Bakso Rudal dan bermacam nama. Tapi anehnya. Semakin namanya serem. Justru semakin laris...Padahal kalo kita ingat ingat.Bagaimana kalo emang bakso mereka itu hasil dari kerja sama dengan setan atau tuyul.? Artinya, mereka memakai pengasihan dari tuyul atau setan yang membuat dagangan mereka laris manis...Tapi itulah kenyataan nya. Sekarang jaman sudah berubah. Pedagang lebih heboh dengan merek yang mudah di hafal dan di ingat. Kalo dulu kan banyak pedagang memberi tulisan baik di tenda atau gerobaknya dengan nama yang baik dan indah. Seperti toko berkah atau do'a bunda dan sebagainya. Apalagi sekarang jaman digital. Mereka bisa mengekspost dagangan mereka lewat media sosial sebagai iklan. Dan itu lebih praktis..!"

" Oh. Itu benar Yah. Aku akan pasang iklan di sosmed, biar dagangan Ayah, terkenal dan laris manis. Bagaimana menurut Ayah..?"

Ayahku, terlihat seperti tengah berfikir tawaranku.

" Ide kamu memang baik. Tapi bagaimana dengan sistemnya. Misalnya yang mengantar pesanannya.?"

" Itu gampang, Yah.Aku akan membuka order untuk semua aplikasi seperti ojek online, yang akan merespon nanti. Jadi, yang penting. Ayah harus lebih meningkatkan lagi rasa baksonya biar lebih enak dan selalu bikin orang ke tagihan. Dan Ayah, juga harus selalu melihat hp agar jangan sampai ada order, Ayah malah lagi tidur. Nanti konsumen kita jadi kecewa tuh...Ibu, pasti siap membantu. Iyakan, Bu.?"

" Oh. Tentu dong. Ibu selalu siap membantu Ayah. Kan ada honor nya...! " Seloroh Ibu.

" Ya jelas ada lah. Kan hasilnya toh tetap untuk Ibu juga...!"

Balas Ayah. Kemudian mengeluarkan semua uang hasil penjualan bakso, yang belum sempat di hitungnya.

Namun. Betapa terkejutnya Ayah. Setelah menghitung uang yang tidak seperti biasanya.

Uang kertas seakan tak pernah habis terhitung.

Sepertinya uang itu menjadi berkali kali lipat. Dan jumlahnya teramat fantastis.

Ke untungannya sungguh di luar logikanya. 

Dan.Salah satu dari uang kertas itu ada yang seperti mengeluarkan pendaran cahaya. Dan ada bau harum bunga melati.

Lembaran uang lima puluh ribuan.???

Ayah ingat. Uang itu adalah uang satu satunya pemberian seorang wanita yang semalam keluar dari sebuah rumah kosong yang tampak angker.

Ayah, memperhatikan uang itu. Sepintas uang itu seperti layaknya uang kertas pada umumnya. Hanya saja masih terlihat sangat baru. Dan setelah di perhatikan dengan seksama memang ada yang aneh pada nomer seri yang terdapat.

1889811 hanya itu saja. Dan setelah aku d juga Ibu, memoerhatikan. Memang aneh.

Nomer seri itu merupakan tanggal malam ini. Ya betul. Tadi Ayah, menerima uang itu sekitar jam sebelas. Masih terhitung tanggal delapan belas bulan delapan tahun sembilan puluh delapan. Aneh memang.!

"  Sepertinya Ayah, harus memendam uang ini. Ayah takut kita menjadi musyrik dengan menyimpan uang ini. Orang orang tua dulu bilang. Kalau uang ini bisa menjadi uang bibit. Atau uang pancingan. Uang ini tak akan pernah bisa hilang, walau sekalipun kita belanjakan. Dia pasti akan kembali kepada kita. Uang ini juga akan jadi penglaris apabila kita taruh di laci dagangan...Tapi ya itu tadi. Pada akhirnya. Kita akan mempunyai keyakinan akan rejeki kita karena berkah dari uang itu...Akhirnya sedikit demi sedikit, ke imanan kita bergeser. Meyakini yang gaib tapi bukan Allah...!"

" Jadi. Ayah akan mengubur uang itu.? Bagaimana, kalau nanti ada yang menemukannya..?" Tanya Ibu.

" Ya, entahlah. Ayah, tidak tahu. Apakah uang itu tetap ada dan memiliki khasiat ke anehan yang sama. Atau akan menghilang. Dan seandainya masih ada. Entah memiliki atau tidak ke anehan nya,Ayah tidak tahu. Yang penting. Kita jangan sampai menjadi musyrik gara gara pemberian uang itu..!"

Akhirnya. Aku juga Ibu, sepakat untuk menguburkan uang di halaman samping rumah.

Setelah selesai. Ayah, mengajak kami untuk mengambil air wudlu lalu melakukan sholat hajat. Berdo'a memohon agar kami terlepas dari godaan syetan yang mulai menawarkan uang yang memang sebagai perangkap yang menggiurkan.

Seperti biasanya. Aku akan berangkat kerja di layanan laundry, di tempat majikanku yang memang lumayan jauh bila harus berjalan kaki.

Namun, sebelumnya aku mengecek handpon Ayah, untuk melihat aplikasi yang akan membantu usahanya.

Dan berpesan agar Ayah, selalu  melihat order yang masuk jangan sampai lupa untuk melayani konsumen dengan baik. 

Satu hal lagi.

Ayah, harus mengetik kata kalau hari ini ada promo atau diskon, yang menurut aku sih hanya permainan kata dari seorang pedagang saja. Siapa sih pedagang yang ingin rugi. Enggak ada kan.???

Di tempat aku bekerja.

Aku dan tiga orang teman cewek saling berbagi tugas. Menerima order, menimbang berat order. Mencuci dan mengeringkan. Kemudian menjemur lalu menyetrika

Selanjutnya. Mengemasnya kembali ke dalam pelastik. Hingga terlihat rapih harum dan seperti pakaian baru dari toko.

Setelah itu barulah tugas terakhir. Yaitu pengiriman barang.

Kerjaan bagian ini, di pegang oleh Coki, cowok satu satunya di tempat kerjaku. Selain bagian delivery. Coki, juga membantu jemur bahan bahan yang berat seperti karpet. Atau bed cover, yang memang membutuhkan tenaga ekstra.

Majikan tempat aku bekerja. Termasuk seorang majikan yang tidak terlalu pelit seperti kebanyakan majikan yang buka usaha laundry, yang ke untungannya tidak seberapa.

Mas Dony, namanya. Dia orang Cirebon asli. 

Mas Dony, masih singgel. Padahal usianya sudah hampir menginjak kepala tiga.

Usaha laundry ini hanya sampingan saja. Hanya memanfaatkan rumah kosong, miliknya yang pemberian dari orang tuanya.

Sedangkan dia sendiri lebih suka tinggal bersama ke dua orang tuanya, yang agak jauh di jantung kota.

Mas Dony, sehari harinya bekerja di sebuah dealer motor yang sudah cukup bonafid. Dan dia juga memiliki kedudukan yang lumayan tinggi. Tentu saja dengan gajinya yang juga sesuai dengan keahlian di bidangnya.

Eh. Tapi...Kenapa aku jadi ngelantur ngomongin Mas Dony, ya...?

Hemm... Tapi jujur sih. Dia tuh selain enggak pelit. Dia juga ganteng. Dan bukan tak ada alasan kalau aku dan Cita, sering memperhatikannya jika kebetulan dia mengecek usahanya ini. Kecuali Mbak Irma dan Neni, yang sudah berkeluarga.

" Sstt..Awas. Mas Dony, datang..!" Bisik  Cita, melihat ke datangan majikanku.

Dan. Aku hanya bisa melirik dengan ekor mata ke arah bos ganteng yang kebetulan sedang memandang ke arahku.

Aku malu juga sih. Ketangkep basah ngelirik dia. Tapi bukan itu saja yang membuatku merasa risih.

Sebab sebenarnya. Mas Dony, sedang memandangi bokongku yang sedang bergoyang goyang mengikuti irama gosokan setrika yang memang sudah menjadi bagianku.

Duuhh...Ada apa ya dengan pantatku yang balut dengan jeans pendek.?


Bersambung.


Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.