Let's join to be our partner Join Now!

Monolog Hati Episode 7 : Prioritas

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

 

Di bawah langit yang mendung dan kelabu, aku duduk sendirian di taman yang sepi. Angin sejuk membelai wajahku, menyampaikan nuansa kesedihan yang mendalam. Pikiranku terombang-ambing dalam heningnya pagi ini, terperangkap dalam kerumitan perasaan yang sulit diungkapkan. Aku terperangah, memandang jauh ke depan, mencari jawaban atas pertanyaan yang terus mengganggu pikiranku.

Mengenang hari-hari indah yang telah kugunakan bersamanya, hatiku penuh dengan rasa syukur. Aku masih ingat bagaimana kami pertama kali bertemu, di bawah cahaya lampu jalan yang remang-remang. Senyumnya begitu memikat, memancarkan kehangatan yang mampu mencairkan hatiku yang keras. Kami tertawa bersama, berbicara tentang mimpi dan harapan-harapan kami di masa depan.

Namun, belakangan ini, segalanya terasa berbeda. Sama seperti mendung yang menggelayut di langit, rasa cemas menghantui hatiku. Aku merasa seolah-olah aku menghilang di tengah-tengah keramaian hidupnya. Chat-chatku yang dulunya selalu penuh dengan keceriaan, kini hanya terasa seperti catatan yang hilang dalam angin. Aku melihat jarak di antara pesan-pesan itu, menghitung berapa lama waktu yang terlewat sejak aku mengirimkan pesan terakhir.

Hati ini berat dan penuh dengan kebingungan. Aku ingin memberinya cinta sepenuh hati, menjadi pendengar setia untuk setiap cerita dan keluh kesahnya. Tapi mengapa rasanya semakin sulit baginya untuk meluangkan waktu sejenak hanya untuk menyapaku? Aku tak tahu harus berbuat apa, rasanya seperti aku mengembara dalam kegelapan, mencari cahaya kebenaran.

Setiap langkahku terasa ragu, seperti melangkah di atas jalan yang licin dan tidak pasti. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi ketika aku mencoba membuka hatiku, aku merasa seakan-akan aku melangkah di atas medan yang berbahaya. Aku takut bahwa jika aku berbicara terlalu jujur, aku akan kehilangan dia, sesuatu yang aku tidak bisa membayangkan.

Hal-hal kecil yang kamu anggap biasa kadang bisa membuat mereka bahagia atau bahkan sebaliknya, mereka akan menjadi sangat sensitif ketika mereka jatuh cinta padamu.

- Sang Introvert -

Tapi aku juga sadar bahwa aku harus memahami sisi lain dari cerita ini. Mungkin dia juga memiliki beban yang tidak terlihat, mungkin dia tengah melalui masa sulit yang membuatnya sulit untuk menunjukkan perhatian sepenuhnya padaku. Aku ingin menjadi paham, ingin menjadi sosok yang memberikan dukungan, bukan tambahan tekanan.

Maafkan aku jika terkadang caraku mencintaimu terasa terlalu berlebihan. Aku tidak bermaksud untuk menyebabkan rasa terbebani atau tertekan. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu, ingin membuatmu merasa dihargai dan dicintai setiap saat. Tapi mungkin, tanpa aku sadari, rasa cintaku terlalu kuat hingga menutupi segala hal lain. Aku ingin mengutarakan perasaanku dengan tulus, tanpa harus khawatir bahwa aku akan kecewa untuk yang kesekian kalinya. Aku tahu rasanya kehilangan, dan aku tidak ingin merasakannya lagi. Aku ingin menciptakan hubungan yang saling menghargai dan mendukung, di mana kita bisa tumbuh bersama tanpa takut kehilangan. Jadi, maafkan aku jika terkadang aku berusaha terlalu keras, karena aku hanya ingin melindungi hati ini dan hatimu dari luka yang mungkin datang.

Pada akhirnya, inilah yang membedakan antara aku dan awan yang menggelayut di langit. Aku memahami bahwa prioritas dalam hubungan tidak selalu berputar pada diriku. Aku tahu bahwa cinta bukanlah tentang memiliki seseorang sepenuhnya untuk diriku sendiri, tapi tentang memberi dan menerima, tentang menjadi tempat berlindung bagi satu sama lain di tengah badai kehidupan.

Sambil merenung, aku menyadari bahwa aku tidak boleh mengabaikan perasaanku sendiri. Aku memiliki hak untuk merasa diutamakan, untuk merasa dihargai dan dicintai dengan tulus. Aku harus membuka hatiku dan berbicara dengan jujur, bukan hanya tentang kekhawatiran dan keraguan yang kurasakan, tetapi juga tentang rasa cintaku yang tak pernah luntur.

Langit semakin mendung, angin semakin sejuk, dan hatiku semakin galau. Namun, di tengah semua kebingungan ini, aku merasa ada secercah harapan yang menggelitik hatiku. Mungkin ini adalah saatnya untuk menghadapi kegelapan dan menemukan cahaya di baliknya. Mungkin, dengan komunikasi yang terbuka dan cinta yang tulus, kita bisa melewati masa sulit ini dan membangun hubungan yang lebih kuat.

Aku menghela nafas dalam-dalam, memutuskan untuk mengambil langkah berani. Aku akan mengajaknya bicara, dengan hati yang terbuka dan tulus. Aku ingin tahu apa yang ada dalam pikirannya, apa yang membuatnya menjauh akhir-akhir ini. Aku ingin membuatnya tahu bahwa aku di sini, siap mendengarkan, siap mendukung, dan siap mencintainya dengan sepenuh hati.

Mungkin ini adalah saatnya untuk merombak prioritas kami, untuk saling berbagi beban dan menjadikan satu sama lain sebagai prioritas utama dalam hidup ini. Mungkin, di tengah mendung yang kelabu, kita akan menemukan cahaya baru yang bersinar terang. Dan jika tidak, setidaknya aku tahu bahwa aku telah berusaha sebaik mungkin, bahwa aku telah memberikan yang terbaik dari diriku.

Pagi ini, di bawah langit yang mendung, aku berdiri dengan tekad yang kuat. Aku tidak akan lagi membiarkan kekhawatiran dan keraguan mengendalikan hidupku. Aku akan berbicara, mendengarkan, dan mencintai dengan segenap hatiku. Karena pada akhirnya, cinta sejati adalah tentang memberi tanpa mengharapkan balasan, tentang menjadi prioritas tanpa menuntut imbalan. Dan itulah yang akan aku lakukan, dengan harapan bahwa kita bisa menghadapi masa sulit ini bersama dan keluar dengan lebih kuat daripada sebelumnya.


Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.