Let's join to be our partner Join Now!

Monolog Hati Episode 5 : Aku, Kamu, dan Hujan

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated


Aku duduk di teras rumahku, memandangi hujan yang turun tanpa henti. Sepertinya hari ini tidak banyak yang bisa kulakukan selain berdiam diri dan menikmati keindahan hujan yang menenangkan hati ini.

Angin yang menerpa tubuhku membawa kedamaian yang membuatku ingin tertidur pulas. Namun, aku tetap terjaga, membiarkan pikiranku melayang jauh.

Aku mulai merasa bosan dengan keadaan yang seperti ini. Karena itu, aku mencoba untuk berpikir, 'Kira-kira berapa banyak tetes demi tetes air hujan ini?' Konyol memang, tapi tetap saja aku menikmati keheningan ini.

Hujan ini membawaku pada kenangan lalu, saat aku bermain hujan bersama seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Seseorang yang sekarang sudah tak bersamaku lagi, tapi kenangan tentangnya masih terus ada dalam hatiku.

Kenangan itu terasa begitu indah. Aku ingat bagaimana dia menarikku untuk bermain hujan, dan kami berdua berlari-lari di jalan yang sepi, bertingkah layaknya dua anak kecil yang bahagia ketika hujan turun.

Tatapan mata teduhnya terlihat jelas di benakku. Dia menatapku dengan senyum yang hangat, meski wajahnya terhalang oleh tetes-tetes air hujan yang terus berjatuhan.

Aku masih ingat kata-katanya dengan jelas. 'Hujan tidak selamanya menyakitkan,' katanya. 'Tapi dari hujan kamu bisa menyamarkan kesedihan, menutupi air mata bersama derasnya air hujan tanpa orang tahu. Tapi aku tahu itu, ayo keluarkan, akan kutemani kamu di sini sampai hatimu tenang.'

Waktu itu aku terharu, merasa sangat bahagia dan tersentuh karena ada seseorang yang mau hadir di sampingku dan menemaniku saat aku merasa sedih.

Sampai saat ini, kenangan tentang dia masih terus terasa begitu dekat di hatiku. Aku merasa sangat rindu akan kehadirannya, dan terkadang aku merasa kesepian tanpa kehadirannya. Aku tahu bahwa dia sudah pergi jauh dari hidupku. Namun, kenangan tentangnya masih tertinggal di hatiku dan menjadi bagian dari hidupku. Entah bagaimana, aku merasa seakan-akan aku masih bisa merasakan kehangatan pelukannya, meski sebenarnya dia tidak lagi berada di sampingku.

Hujan ini membuatku merasa lebih dekat dengan dia. Aku merasakan kehangatan yang dulu pernah kulihat pada dirinya, dan aku tahu bahwa sekarang dia sudah menjadi bintang yang bersinar di langit malam. Aku sadar bawa ia sudah pergi, meninggalkanku sendiri dalam keheningan hujan yang semakin deras. Aku merasa begitu kesepian tanpa dirimu di sini. Kehilanganmu membuatku merasa kehilangan satu-satunya tempat berlindungku, di mana aku bisa merasa tenang dan nyaman.

Kini, setiap hujan yang turun, mengingatkanku pada dirimu. Hujan-hujan yang sebelumnya menjadi suatu keindahan, sekarang menjadi penderitaan yang tak terlupakan. Membuatku merasa seakan-akan kamu masih ada di sisiku, bermain hujan seperti dulu.

"Aku titipkan rindu ini pada langit untuk disampaikan kepada mu lewat hujan."

Aku merindukanmu, rindu pada senyummu, tatapan matamu, dan segala hal tentangmu. Aku merindukan kehangatan yang selalu kamu berikan padaku, pelukanmu yang selalu membuatku merasa aman, dan kata-kata yang selalu menenangkan hatiku.

Namun, aku sadar bahwa kau tak akan pernah kembali. Aku harus menerima kenyataan ini dan mencoba untuk move on. Namun, bagaimana caranya aku melupakanmu? Bagaimana aku bisa menghilangkan semua kenangan yang kita bagikan bersama-sama?

Aku mencoba untuk mengisi hari-hariku dengan kegiatan yang berbeda-beda, tetapi hatiku selalu merindukanmu. Aku mencoba untuk bertemu dengan orang-orang baru, tetapi hatiku selalu tertarik pada dirimu. Aku mencoba untuk memperbaiki diriku sendiri, tetapi tetap saja aku selalu merasa seperti ada yang hilang.

Dan ketika hujan turun lagi, aku kembali merenung dalam keheningan. Aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa cinta harus terasa begitu menyakitkan? Mengapa harus ada perpisahan yang menyedihkan seperti ini?

Namun, meskipun kesepian dan rasa kehilangan itu masih ada, aku juga tahu bahwa hujan bisa membawa keindahan baru. Ketika hujan turun, bintang-bintang dan langit malam terlihat lebih indah. Hujan bisa membawa kesegaran dan kebersihan baru, membuat bumi terlihat lebih hijau dan hidup.

Sama seperti hujan, aku juga harus membiarkan rasa kesepian dan kehilangan ini membawaku pada keindahan baru. Aku harus membiarkan diriku terbawa arus hidup dan mencari hal-hal baru yang membuatku bahagia.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi satu hal yang pasti, aku akan selalu merindukanmu. Kamu adalah bagian dari hidupku yang tidak bisa kulupakan, meskipun aku harus terus melangkah maju dan menghadapi masa depan yang belum tentu.

Mungkin, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi di tengah hujan, bermain dan tertawa seperti dulu. Atau mungkin juga tidak. Namun, satu hal yang pasti, aku akan selalu mengingatmu dan rasa cinta yang pernah kita bagikan.

"Saat hujan datang bertamu, hanya dua pilihan untukmu. Bergelimang rindu atau mengenang sendu."

Aku mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Tapi, sulit rasanya untuk melupakan kenangan itu, kenangan yang pernah membangun sejuta harapan dan cinta dalam diriku. Meski sekarang hanya menjadi kenangan yang tersimpan rapi di dalam hati, namun aku tahu bahwa tak ada yang bisa menghapusnya.

Saat ini, hanya hujan yang mampu menemaniku dalam kesepian ini. Seakan air yang turun dari langit ini adalah satu-satunya teman setia yang selalu ada untukku. Hujan adalah bentuk kesedihan yang nyata, namun juga adalah bentuk harapan yang menyatukan kita dengan alam semesta.

Aku memejamkan mataku dan menikmati tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut di atas kepalaku. Segera setelah itu, aroma tanah yang basah dan segar menyelimuti hidungku, membuatku merasa rileks dan damai.

Hujan tidak selamanya menyakitkan, tapi dari hujan aku bisa belajar tentang kesabaran dan keindahan yang tersembunyi di dalam kesedihan. Seperti ketika aku bermain hujan dulu dengan dia, aku belajar untuk merasakan kebahagiaan dan keindahan dalam hal-hal yang sederhana dan terlihat biasa saja.

Meskipun waktu berlalu dan aku tidak lagi bisa bermain hujan bersama dia, aku akan selalu mengingat kenangan itu dan menjaganya di dalam hatiku sebagai tanda cinta dan harapan yang pernah ada di antara kami.

Kini aku bisa merasakan kehadirannya melalui setiap tetes hujan yang turun, setiap keindahan senja dan gemerlap bintang di malam hari. Aku tahu bahwa di mana pun dia berada, dia akan selalu mengirimkan cinta dan harapan dalam setiap bentuk keindahan alam yang ada di sekitar kita.

Kamu mungkin sudah pergi lama, namun kenangan kita bersama masih hidup dan terus mekar dalam diriku. Hujan, senja, bintang, dan semua keindahan alam yang ada di sekitar kita, adalah tanda hadirnya cinta dan harapan yang abadi dalam hatiku.

Mungkin hanya ada aku, kamu, dan hujan yang menyaksikan setiap kenangan indah kita bersama. Namun, itu sudah cukup untukku karena aku tahu bahwa di mana pun kita berada, kita selalu akan terhubung melalui keindahan alam dan kekuatan cinta yang masih terus hidup dalam diri kita masing-masing.

Akhirnya, aku tersenyum dan membuka mataku. Hujan masih turun dengan lembut, tapi kali ini aku merasa lebih tenang dan damai dalam kesendirianku. Aku tahu bahwa aku tidak pernah sendirian karena kenangan dan cinta selalu ada untukku dalam setiap tetes hujan yang turun dari langit, dalam setiap keindahan senja dan bintang yang terbit di langit malam, dan dalam setiap tanda harapan yang terlihat di sekelilingku.

Aku berterima kasih pada hujan, pada alam semesta, dan pada kekuatan cinta yang masih hidup di dalam diriku. Namun aku tahu, harus ada waktu untuk merelakan dan melepaskan. Meski sulit, namun aku sadar bahwa aku harus mengikhlaskanmu pergi dan meneruskan hidupku.

Kini hujan semakin deras, suaranya semakin keras di atap rumahku. Tapi entah mengapa, hatiku kini terasa lebih tenang. Mungkin karena aku merelakanmu dan menerima kenyataan bahwa kamu sudah pergi dari hidupku.

Aku merenung, bahwa dalam hidup ini, hujan dan kesepian mungkin tak terelakkan. Namun dari situlah kita belajar untuk merelakan dan memperbaiki diri sendiri. Seperti kata pepatah, "setelah hujan selalu ada pelangi". Aku percaya bahwa di ujung kesepian ini, pasti ada kebahagiaan yang menanti.

Akhirnya, aku mengambil napas dalam-dalam dan mengucap syukur atas segala yang telah terjadi. Terima kasih untuk segala kenangan indah dan juga luka yang pernah kau berikan. Kini, aku siap untuk melangkah maju dan memulai babak baru dalam hidupku.

Dengan tangan yang basah kuyup, aku berdiri dari kursi di teras rumahku dan masuk ke dalam rumah. Aku tersenyum, karena meskipun hujan masih turun dengan derasnya, aku yakin bahwa esok hari akan menjadi cerah dan penuh harapan.

Kehidupan memang tak selalu mudah, tapi aku percaya bahwa setiap kesulitan pasti ada hikmahnya. Dalam setiap hujan dan kesepian, aku belajar untuk lebih kuat, untuk lebih bijaksana, dan untuk lebih bersyukur atas segala yang telah aku miliki.

Sekarang, aku akan menyiapkan secangkir teh hangat dan duduk di depan perapian sambil memandangi hujan yang turun dari jendela rumahku. Karena kadang, kebahagiaan bisa ditemukan dalam momen sederhana seperti ini. Maka aku pun menyudahi monologku ini, semoga di hari-hari mendatang, aku bisa lebih kuat dan siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Karena aku percaya, setelah hujan selalu ada pelangi.

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.