Let's join to be our partner Join Now!

Kamu Mau Menjadi Seorang Desainer Logo?? – Teori Gestalt dalam Desain Logo

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Teori Gestalt dalam Desain Logo

Hallo kawan-kawan Catatan Sang Guru, bagaimana kabar kalian semua?? Semoga kita selalu diberikan kesehatan ya. Jika pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas tentang “Pentingnya Psikologi Warna dalam Desain Grafis”, kali ini kita akan membahas sebuah teori yang mungkin akan sedikit asing bagi kita, yaitu tentang “Teori Gestalt dalam Desain Logo”. Pernahkah kalian mendengar tentang teori gestalt? Mungkin beberapa dari kalian ada yang pernah, dan ada juga yang belum pernah mendengarnya sama sekali?
Apasih teori gestal itu? Dan apa hubungannya teori gestalt dengan desain grafis terutama logo? Nah untuk mengetahuinya lebih jauh mari kita simak dengan seksama catatan berikut ini tentang teori gestalt, namun sebelum kita membahas tentang teori gestalt lebih jauh, coba kalian perhatikan gambar dibawah ini.
Jika dilihat dalam kotak no (1) maka hanya akan terlihat sebuah objek lingkaran yang terpotong, lebih tepatnya seperti terpotong oleh objek segitiga. Namun ketika kita tambahkan dua objek yang sama yang diatur sedemikian rupa seperti yang terlihat pada kotak nomor 2, maka kita akan melihat bentuk segitiga besar dimana kenyataannya tidak ada bentuk segitiga disitu. Entah bagaimana mata dan otak kita secara tidak sadar bias melihat bentuk segitiga yang sebenarnya tidak ada itu. Nah inilah yang disebut dengan Teori Gestalt.

Gestalt atau biasa dikenal dengan “Gestalt Principle” sendiri merupakan sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai suatu kesatuan yang utuh. Gestalt menggambarkan bagaimana manusia biasanya melihat objek dengan mengelompokkan elemen yang serupa, mengenali pola dan menyederhanakan gambar yang kompleks. Teori gestalt dikembangkan oleh seorang psikolog Jerman yaitu Max Wertheimer (1880 – 1943) bersama rekan-rekannya yang juga seorang psikolog yaitu Koffka (1935) dan Kohler (1940) juga oleh J.B. Watson dari Amerika (1913), teori ini dapat menjelaskan kecenderungan persepsi yang terbentuk di benak seseorang.
Gestalt berasal dari sebuah kata dari bahasa jerman yang mempunyai arti “Bentuk”, dimana kata ini tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa inggris, namun jika diterjemahkan secara bebas kata gestalt berarti ‘utuh’ (whole), ‘konfigurasi’, atau ‘bentuk’. Penelitian tentang gestalt ini menekankan pada aspek-aspek konfigurasi bentuk persepsi, demi memahami bagaimana dan mengapa konfigurasi bentuk diserap secara berbeda apabila dilihat secara total atau terpisah. Kecenderungan untuk menyerap bentuk dua dimensional maupun tiga dimensional tidaklah sebagaimana adanya, melainkan dalam bentuk yang modifikasi.

Apa hubungannya teori gestalt dalam desain grafis logo?? Bukankah itu berkaitan dengan prikologi??
Pada dasarnya, teori gestalt ini mempunyai cangkupan yang sangat luas, namun pada kesempatan kali ini kita akan menyingkatnya, sehingga lebih focus pada “Teori Gestalt dalam Desain Grafis”. Ada beberapa prinsip pada teori gestalt yang dapat diaplikasikan pada desain logo. Prinsip-prinsip yang banyak diterapkan dalam logo atara lain proximity, similarity, closure, continuity, dan figure and ground. 

1. Proximity/Kedekatan

Proksimitas atau kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu objek organisasi. Objek-objek yang memiliki jarak yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual. Secara lebih mudahnya ketika ada beberapa objek yang berbeda saling berdekatan maka akan membentuk suatu objek baru. Contohnya adalah logo IBM dan logo Unilever dibawah ini.
Pada logo IBM, dimana sebenarnya merupakan kumpulan garis-garis yang saling berdekatan namun ketika diletakan sedemikian rupa makan akan membentuk huruf-huruf seperti itu, sehingga dapat dibaca IBM. Begitu juga pada logo Unilever dimana terdapat sekitar 25 icon yang menggambarkan produk dari Unilever itu sendiri. Dimana semua icon ini diletakkan secara berdekatan dengan formasi tertentu sehingga akan terlihat seperti huruf “U” yang merupakan inisial dari Unilever.

2. Similarity/Kesamaan

Menurut Gestalt bila elemen-eleme memiliki similaritas atau kualitas yang sama dalam hal ukuran tekstur dan warna, maka elemen-elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai suatu kesatuan. Contohnya adalah logo daro SUN Microsystems dan logo MUMN yang terbaru ini :


Dapat dilihat pada logo SUN Microsystems dimana elemen logo ini merupakan perpaduan dari huruf “U” tetapi karena diletakkan dengan prespektif yang sedemikian itu sehingga otak kita membaca seperti kata “SUN”. Begitu juga pada logo BUMN.

3. Multystability

Teori multystabilitiy merupakan teori yang mengatakan bahwa mata kita bias melihat satu bentuk baru dari dua atau lebih objek atau benda yang berada dalam group tersebut. Contohnya adalah logo Spartan Golf Club dimana kita bias melihat bentuk kepala helm Spartan dilogo ini, padahal secara detail logo ini menggambarkan orang yang sedang bermain golf. Contoh lain adalah logo Snooty Peacock dimana secara keseluruhan kita akan melihat bentuk wajah seorang wanita yang sebenarnya terbentuk dari gambar burung merak. 

4. Kontinuitas/Kesinambungan

Hukum kesinambungan ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai suatu kesatuan unit. Teori ini mengatakan bahwa beberapa elemen yang diletakkan sejajar dalam satu pola maka mata kita akan melihat ini bahwa ini merupaka suatu kesatuan logo. Contoh logo yang menerapkan prinsip ini adalah logo CNN Indoesia.
Dimana logo CNN ini terlihat sebagai garis yang menyambung sehingga terbentuklah huruf CNN.

5. Closure/Ketertutupan

Pada hukum ketertutupan ini didapati bahwa unit visual cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Menurut teori ini otak kita mampu melihat suatu objek yang sebenarnya tidak ada atau bentuknya tidak sempurna lebih tepatnya melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walau pada dasarnya objek tersebut tidak lengkap. Contoh logo yang menerapkan prinsip ini adalah logo Fedex dan logo WFF.

Pada logo FedEx posisi huruf “E” dan “X” menciptakan objek lain ditengahnya berupa tanda panah yang mengarah ke kanan. Sedangkan pada logo WFF otak kita secara tidak langsung akan melengkapi sendiri gambar panda yang tidak utuh pada picture mark logo WFF tersebut. Bagian yang terbuka pada gambar tidak terlalu signifikan mempengaruhi persepsi seseorang. Persepsi individu sangat tergantung dari focus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka akan dotomatis dianggap suatu kesatuan yang tertutup.

Nah mungkin itulah penjelasan kali ini tentang “Teori Gestalt dalam Desain Logo”. Bagaimana?? Paham atau tambah pusing?? Jika sudah dijelaskan panjang lebar seperti itu tapi belu paham juga. Kalian bias menonton penjelasannya di channel youtube Rio Purba atau tonton video dibawah ini. Semoga bermanfaat.

Bagi Anda yang membutuhkan website untuk keperluan bisnis atau sedang mencari penyedia layanan hosting murah namun berkualitas, Kami memiliki rekomendasi Hosting Murah untuk keperluan bisnis Anda. Mulai dengan harga Rp 10.000 saja Anda sudah bisa memiliki layanan hosting terbaik dengan fitur lengkap, dari auto install WordPress, cPanel lengkap, hingga SSL gratis. Ada banyak peluang bisa Anda raih dari rumah dengan memiliki website. Manfaatkan diskon hosting hingga 75% dengan menggunakan kode kupon “Edelweiss25” (tanpa tanda kutip “ ”) dan tetap produktif di rumah bersama Niagahoster. Jaminan server uptime 99,98% memungkinkan website Anda selalu online sehingga Anda tidak perlu khawatir kehilangan trafik dan pendapatan. Tunggu apalagi onlinekan bisnismu dengan website sekarang juga.
BELI DISINI

Post a Comment

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.